Media sosial (medsos) tak cuma mempermudah seseorang dalam menerima isu peristiwa, kejadian viral, atau lowongan profesi. Absensi medsos banyak dimanfaatkan sebagai sarana dakwah oleh kalangan muslim.
Dakwah di medsos bisa dikatakan cukup mudah. Jangkauan audiensnya sangat luas. Tidak perlu datang ke tempat kajiannya seketika, orang yang mau menyimak pidato salah satu ustadz bisa via medsos.
Konten dakwah di medsos tak senantiasa membahas peraturan tertentu. Dalam sebagian peluang, terutamanya momennya pas, banyak konten tentang amalan dengan tujuan khusus.
Dakwah di medsos tak melulu dikemas slot gacor 777 dalam format video. Ada kalanya sekedar infografis yang menerangkan topik tertentu dan mudah dipahami oleh pembaca. Ada juga yang sekedar rekaman suara dari potongan pidato ustadz.
Padahal dakwah menjadi mudah, tak menutup kemungkinan kemudahan ini juga menjadi persoalan. Jarang ditemukan konten-konten dakwah di medsos yang sumbernya tak terang, terutamanya lagi yang menyampaikan atau materi yang disampaikannya dari ustadz kredibel.
Seketika, apabila ada amalan yang dibagikan di medsos, bolehkah umat Islam mengamalkannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan ulama sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya berikut.