Hujan di Musim Kemarau Normal Terjadi, Bukan Penyimpangan Cuaca

Hujan di Musim Kemarau Normal Terjadi, Bukan Penyimpangan Cuaca

July 23, 2024
0 Comments

Hujan di Musim Kemarau Normal Terjadi, Bukan Penyimpangan Cuaca

Jakarta (Greeners) – Akhir-akhir ini kunjungi beberapa daerah Indonesia diguyur oleh hujan yang cukup deras. Kepala Tubuh Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memperjelas jika peristiwa hujan lebat pada musim kemarau bukan penyimpangan cuaca.

Menurut dia, keadaan itu ialah suatu hal yang normal dan lumrah terjadi di Indonesia. Karena, tempat geografis Indonesia yang ada di dua benua, yakni Australia dan Asia dan dua samudra, yakni Pasifik dan Hindia.

“Tempat geografis ini jadikan Indonesia memiliki dua musim yang tidak sama, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Angin monsun barat dari Benua Asia membuat Indonesia alami musim penghujan. Sementara, pada umumnya, musim kemarau di Indonesia terkait dengan aktifnya angin monsun timur dari Australia yang memiliki sifat kering,” ungkapkan Dwikorita dalam pertemuan jurnalis secara online di Jakarta, Senin (8/7).

Dwikorita menerangkan, walau dengan status musim kemarau, tetapi tidak berarti tidak turun hujan sama sekalipun. Curahan hujan pada sebuah tempat kurang dari 50 mm/dasarian dan terjadi minimum tiga dasarian beruntun. Musim kemarau tidak ada dengan bersama di Indonesia dan berjalan dengan durasi waktu yang tidak sama antarwilayah.

Dwikorita memaparkan peristiwa hujan deras pada beberapa hari akhir di sejumlah daerah seperti Banten, Jawa Barat, Jakarta, dan Maluku.

BACA JUGA: Ini Argumen Keutamaan Implementasi Topik Peralihan Cuaca di Universitas Islam

Pemicu terjdinya hujan deras itu karena ada dinamika atmosfer rasio regional yang cukup krusial. Salah satunya, termonitornya kegiatan peristiwa Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuatorial, dan Gelombang Kelvin.

MJO ialah kegiatan dinamika atmosfer yang terjadi di daerah tropis. Pada peristiwa ini ada gerakan mekanisme awan hujan yang bergerak dalam sepanjang khatulistiwa, dari Samudra Hindia samping timur Afrika ke Samudra Pasifik dan melalui daerah Benua Maritim Indonesia.

“Peristiwa ini karakternya temporal dan akan terulang lagi setiap 30 sampai 60 hari di sepanjang daerah Khatulistiwa,” sambungnya.

43% Daerah Indonesia Alami Musim Kemarau
Dalam pada itu, berdasar pengawasan BMKG, sampai akhir Juni 2024 memperlihatkan sekitar 43% Zone Musim di Indonesia mengalami musim kemarau. Adapun pucuk musim kemarau di beberapa daerah Indonesia bisa terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024. Daerah itu meliputi 77,27% daerah zone musim.

Walaupun musim kemarau sedang terjadi di beberapa daerah Indonesia, katanya, tetapi tidak selamanya memperlihatkan keadaan cuaca yang kering dan panas. Karena, keberagaman cuaca bukan hanya terpengaruhi oleh keadaan musim.

Dwikorita menjelaskan, banyak faktor yang lain memengaruhi keberagaman cuaca di Indonesia. Salah satunya faktor global seperti peristiwa El Nino/La Nina. Selanjutnya, ada juga faktor regional Madden Julian Oscillation, memanasnya temperatur permukaan laut disekitaran Indonesia, dan faktor lokal seperti ada angin darat atau angin laut.

“Sebuah peristiwa cuaca biasanya adalah hasil hubungan dari berbagai faktor itu,” paparnya.

Add a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

QAS Autos is a multi service company that was established in 2019 in New York. We provide the inventory, parts and service under one roof. We also provide shipping, container loading, half and full cut of vehicles.
Copyright © 2021. All rights reserved.