Konferensi Meja Bundar (KMB) atau Nederlands-Indonesische Ronde Tafel Conferentie adalah suatu pertemuan tingkat tinggi antara Indonesia dan Belanda. Pertemuan ini dilaksanakan naga 4d karena tindakan Belanda yang melakukan agresi militer terhadap Indonesia mendapat kecaman dari pihak Internasional.
Sebelum konferensi ini dilaksanakan, tiga perjanjian sudah dibuat oleh naga 4d Belanda dan Indonesia. Resolusi 67 Dewan Keamanan PBB yang keluar tanggal 28 Januari 1949 memberikan himbauan pada Belanda supaya menghentikan semua serangan, sedangkan Republik Indonesia diminta untuk menghentikan perang gerilya. Perjanjian akan terus berlanjut sampai tercapai perdamaian antara Belanda dan Indonesia
Hasil Konferensi Meja Bundar keluar pada akhir 1949 dan menyatakan bahwa Belanda mengakui kedaulatan serta kemerdekaan Indonesia. Penandatanganan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 1949. Delegasi Belanda adalah Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, dan Mr. A.M.J.A. Sassen. Sedangkan delegasi Indonesia adalah Mohammad Hatta. Sesuai dengan perjanjian yang sudah ditandatangani, bentuk pemerintahan Indonesia pun berubah menjadi Republik Indonesia Serikat atau RIS.
Serangan ini adalah bentuk dari pelanggaran perjanjian yang telah https://preventyourpanic.com/ disepakati oleh kedua belah pihak. Pada agresi militer I, Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati. Selanjutnya, dalam agresi militer II, Belanda melanggar Perjanjian Renville. Pihak PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) mengecam tindakan Belanda ini. Selain melancarkan serangan, Belanda juga melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan beberapa menteri kabinet pemerintahan Indonesia.
Tanggal 17 April 1949, Perundingan Roem-Royen digelar untuk mempertemukan Belanda dan Indonesia. Perundingan ini ditandatangani pada 7 Mei 1949 dan menghasilkan beberapa kesepakatan yang berisi persetujuan diadakannya KMB di Den Haag, pengembalian kekuasaan Republik Indonesia ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, dan gencatan senjata kedua belah pihak. Setelah pertemuan tersebut, Konferensi Inter-Indonesia dilaksanakan pada 19 sampai 22 Juli 1949 yang bertempat di Yogyakarta dan pada tanggal 31 Juli sampai 3 Agustus di Jakarta.
Pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar adalah wakil presiden Indonesia, yaitu Mohammad Hatta. Delegasi lainnya yang juga mewakili Indonesia terdiri dari Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Moh. Roem, Ir. Djuanda, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang, Mr. Muwardi, dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo.
Delegasi dari Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili beberapa negara bagian yang diciptakan Belanda di Indonesia. Perwakilan dari BFO tersebut adalah Sultan Hamid II dan perwakilan langsung dari Belanda adalah Mr. Van Maarseveen.
United Nations Commissioner of Indonesia (UNCI) berperan sebagai penengah dari perjanjian perdamaian antara Belanda dan Indonesia. Perwakilan dari UNCI adalah Chritchley.
Pada tanggal 29 Oktober 1949, Perjanjian Meja Bundar ditandatangani dan kemudian dilaporkan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat. Setelah hasil perjanjian disetujui KNIP, Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat pada tanggal 17 Desember 1949. Drs. Mohammad Hatta berperan sebagai Perdana Menteri dan bertanggung jawab atas kabinet Republik Indonesia Serikat. Republik Indonesia Serikat dibagi menjadi 16 negara bagian dan negara persekutuan Kerajaan Belanda.
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: qasautos.com/konferensi-meja-bundar/ […]
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: qasautos.com/konferensi-meja-bundar/ […]
WhatsApp us