Kebingungan merajalela di Capitol Hill pada hari Kamis online baccarat ketika calon Ketua DPR Steve Scalise berjuang untuk memenangkan cukup suara untuk mengamankan mayoritas keseluruhan di majelis tersebut.
Dia mengalahkan tokoh garis keras Jim Jordan dalam pemungutan suara pribadi pada hari Rabu.
Scalise, 58 tahun, sekarang harus berupaya menyatukan Partai Republik yang terpecah dan mendapatkan dukungan mereka dalam pemungutan suara penuh di DPR.
Partai Republik memegang mayoritas tipis, yang berarti dia hanya mampu kehilangan dukungan dari lima anggota partainya.
Dengan tidak adanya Ketua DPR terpilih, DPR tidak mempunyai pemimpin pada saat yang kritis.
Mereka tidak dapat meloloskan rancangan undang-undang atau menyetujui permintaan bantuan darurat dari Gedung Putih, misalnya untuk Israel setelah serangan Hamas pada akhir pekan lalu, dan mereka juga harus meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran dalam beberapa minggu mendatang untuk menghindari penutupan pemerintah.
Anggota DPR dari Partai Republik berkumpul secara tertutup pada hari Kamis ketika Scalise dan para pendukungnya berusaha keras untuk mempengaruhi orang-orang yang tetap menjadi oposisi. Namun pertemuan tersebut berakhir tanpa rencana pemungutan suara di DPR.
“Kami terus berupaya untuk mempersempit kesenjangan tersebut,” kata Scalise kepada wartawan setelah pertemuan tersebut. “Dan kami akan terus melalui proses ini seiring kami meningkatkan dukungan kami.”
Mayoritas sederhana, 217, diperlukan agar Scalise dapat memenangkan jabatan tersebut. Namun apakah dia bisa mencapai hal itu masih belum jelas.
Beberapa anggota Partai Republik bersikeras bahwa mereka tidak akan memilih Scalise, termasuk George Santos dari New York, Nancy Mace dari Carolina Selatan, Lauren Boebert dari Colorado, Marjorie Taylor Greene dari Georgia, dan Anna Paulina Luna dari Florida.
Dia hanya mampu kehilangan lima suara.
Berbicara kepada wartawan saat memasuki Gedung Capitol pada hari Kamis, Ketua DPR yang digulingkan Kevin McCarthy mengatakan bahwa meskipun Scalise mungkin saja dapat mengumpulkan suara yang diperlukan, hal itu masih merupakan sebuah bukit besar. Steve Womack dari Arkansas mengatakan masih belum jelas kapan pemungutan suara akan dilakukan dan apakah Scalise akan menang.
Saran apa pun yang sebaliknya, tambahnya, tetap merupakan “dugaan” yang sebagian didorong oleh Perwakilan Rakyat yang “mengatakan satu hal dan kemudian menge-Tweet hal lain”.
Jika Scalise berhasil memenangkan pemilu, ia akan menjadi Ketua dan mengakhiri hari-hari kelumpuhan di majelis rendah Kongres, yang dimulai ketika Kevin McCarthy digulingkan oleh kelompok garis keras di Partai Republik yang dipimpinnya.
Margin tipis kemenangan Scalise dalam pertemuan tertutup pada hari Rabu – 113 suara berbanding 99 – menyoroti perpecahan yang mendalam di dalam partai, dan beberapa anggota parlemen telah menyatakan skeptis bahwa, bahkan sekarang, ia memiliki suara yang diperlukan untuk mengamankan posisi tersebut.
Di antara mereka yang masih menentangnya adalah Anggota Kongres Texas Chip Roy – anggota Kaukus Kebebasan sayap kanan – yang mengatakan kepada wartawan pada Rabu malam bahwa “ada sejumlah suara yang sangat dipertanyakan untuk Steve,” katanya.
“Saya rasa bukan ide yang baik jika kita terus-terusan terjatuh,” tambahnya. Mr Scalise adalah kandidat yang lebih tradisional dalam pemilihan ini. Ia meniti kariernya melalui kepemimpinan partai, membangun reputasi sebagai penggalang dana yang hebat, dan mencoba membangun koneksi ke seluruh kelompok kepentingan dan konstituen partai.
Partai Demokrat akan mencalonkan Hakeem Jeffries, tetapi karena mereka adalah partai minoritas di DPR, peluangnya untuk mendapatkan jabatan tersebut tidak ada.
